Sunday, September 30, 2018

Mengenal Apa Itu Petani

Dikutip dari Wikipedia petani adalah seseorang yang bergerak di bidang pertanian, utamanya dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman (seperti padi, sayuran, buah, dan lain-lain), dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain. Mereka juga dapat menyediakan bahan mentah bagi industri, seperti serealia untuk minuman beralkohol, buah untuk jus, dan wol atau kapas untuk penenunan dan pembuatan pakain.

Setiap orang bisa menjadi petani (asalkan punya sebidang tanah atau lebih), walau ia sudah punya pekerjaan bukan sebagai petani, maksud dari kalimat tersebut bukan berarti pemilik tanah harus mencangkul atau mengolah sendiri tanah miliknya, tetapi bisa bekerjasama dengan petani tulen untuk bercocok tanam di tanah pertanian miliknya. Apabila ini diterapkan, berarti pemilik tanah itu telah memberi pekerjaan kepada orang lain walau hasilnya tidak banyak. Apabila bermaksud mengolah sendiri, tentu harus benar-benar bisa membagi waktu, tetapi akan kesulitan kalau tanahnya lebih dari satu petak.

Metode bercocok tanam

Di negara miskin atau kebudayaan pra industri, kebanyakan petani melakukan pertanian subsisten, sebuah sistem pertanian organik yang mendayagunakan rotasi tanaman, penyisihan benih, tebang dan bakar, atau metode lainnya.
Di negara maju, petani memiliki sebidang lahan yang luas dan pembudidayaan dilakukan dengan memanfaatkan efisiensi tinggi. Dengan menggunakan mesin, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan menjadi jauh berkurang.


Tipe-Tipe Petani Yang Ada di Indonesia

Berbicara tipe-tipe petani sebenarnya tidak jauh berbeda saat kita berbicara tentang manusia itu sendiri. Bentuk dan karakteristiknya bermacam-macam tentunya. Banyak hal yang membentuk karakteristik petani baik itu faktor internal maupun eksternal.
Kondisi internal lingkungan dimana petani itu tinggal, sangat mempengaruhi perkembangan pola pikirnya, karena tiap lokasi dan daerah memiliki beragam budaya yang berbeda dengan daerah yang lainnya, belum lagi adanya pengaruh informasi dari dunia luar juga bisa membentuk dan merubah pola pikir petani.

Karakter dan sikap mental petani menjadi salah satu penentu kesuksesan usaha taninya tanpa mengesampingkan faktor pengetahuan dan teknis yang petani gunakan. Tapi perlu diingat bahwa pilihan-pilihan teknis yang akan diterapkan di lapangan akan berakhir pada pengetahuan dan sikap mental petani itu sendiri.

Setidaknya ada beberapa tipe atau jenis petani di Indonesia antara lain berdasarkan karakteristik luas lahan, orientasi atau tujuan petani, teknologi, dan sifat individu petani. Selengkapnya dibawah ini :

#1. Tipe Petani Berdasarkan Luas Lahan
Berdasarkan lahan petani dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu petani gurem dan non gurem.
  • Petani Gurem, adalah petani yang menguasai lahan kurang dari 0,5 Ha. Hasil ST2013 oleh BPS menunjukan bahwa sebesar 55,33 persen petani Indonesia (14,25 juta petani) merupakan petani kateori petani gurem, paling banyak yang menguasai lahan dengan luas antara 0,20-0,49 Ha, yaitu sebanyak 6,73 juta petani. Berbeda hasil ST2003 jumlah petani terbanyak menguasai lahan dengan luas kurang dari 0,10 Ha, yaitu sebanyak 9,38 juta petani.
  •  Petani Non Gurem, adalah petani yang memiliki atau menguasai lahan 0,50 Ha atau lebih. Petani non gurem dari hasil ST2013 jumlahnya sebesar 44,67 persen (11,50 juta petani).
 #2. Tipe Petani Berdasarkan Orientasi/Tujuan Bertani 
  • Berorientasi Ekonomi, tipe petani yang berorientasi ekonomi adalah tipe petani yang menggunakan prinsip ekonomi dalam usaha taninya yakni biaya seefisien mungkin serta hasil yang maksimal. Petani tipe ini pada tiap usaha taninya selalu menghitung setiap biaya yang dikeluarkan, hasil panen, keuntungan atau kerugian yang diperoleh. Petani ini umumnya memiliki management tanam dan keungan(tata kelola) yang baik.
    Nah, apabila ternyata didapati bahwa usaha taninya tidak menguntungkan atau tidak efisien, petani ini akan mencari komoditas yang biaya nya kecil, proses on farm nya tidak membutuhkan waktu banyak tapi menghasilkan banyak rupiah.
    Selain itu tipe petani ini akan cenderung open terhadap perkembangan teknologi. Terutama teknologi yang bisa memangkas biaya operasional mereka, misal traktor untuk mengurangi biaya tenaga kerja bajak, teknologi rumah kaca untuk mengurangi biaya pestisida, serta teknologi drip tape untu mengurangi biaya irigasi.
  • Berorientasi Non Ekonomi, tipe petani yang berorientasi non ekonomi adalah petani yang melakukan kegiatan pertanian hanya digunakan untuk sekedar memenuhi kebutuhan rumah tangganya dan tidak ada niat untuk dijual.
    Walaupun tidak menghasilkan keuntungan, petani tipe ini tetap saja melakukan kegiatan tani karena baginya kegiatan bertani adalah sebuah cara hidup (way of life). Walaupun sebenarnya jika tak bertani pun mereka dapat membeli segala kebutuhan sembako nya tapi dengan bertani sendiri, mereka seperti mendapatkan ketenangan dan kepuasan batin yang lebih. Petani tipe ini umumnya banyak di pedesaan yang sifatnya gotong royong masih tinggi, jadi sama sekali mereka tidak ada orientasi bisnis. Hal ini dibuktikan ketika mereka panen melimpah, mereka tidak lupa memberikan kepada tetangga-tetangganya walaupun tidak banyak.
#3.  Tipe Petani Berdasarkan Penggunaan Teknologi
  • Petani Tradisionalis, tipe petani yang dalam usaha taninya lebih banyak menggunakan peralatan yang sederhana, contohnya cangkul untuk membuat bedengan atau bajak sapi untuk olah tanah, petani yang masuk tipe ini, bisa jadi mereka belum mengetahui perkembangan teknologi terbaru atau karena mereka tidak punya uang untuk membeli peralatan modern.
  • Petani Modemis, tipe petani yang selalu berorientasi pada teknologi terbaru, mereka tahu dan sadar bahwa teknologi adalah salah satu aspek yang bisa meningkatkan produktivitas panen dan meminimalisir biaya. Oleh karena itu tipe petani ini tak banyak pikir panjang mengeluarkan banyak uang untuk membeli mesin baru. Tipe petani ini selalu meng-update kemampuan teknis dan mekanis budidaya. Mereka cenderung kreatif dan inovatif, serta berorientasi pada data stastistik. Kebanyakan mereka juga sudah familiar dengan internet dan media sosial serta memiliki kemampuan berdiskusi dan akses kepada pihak-pihak yang tidak semua orang bisa.
#4. Tipe Petani Berdasarkan Karakter atau Sifat
  • Tipe Pembelajar, adalah tipe petani yang selalu suka belajar hal-hal baru. Tipe petani ini adalah tipe pencoba, mudah penasaran, dan suka tantangan, Jadi begitu ada informasi varietas baru atau program baru, maka dialah pertama kali yang maju kedepan. Selain itu tipe petani ini biasanya suka berdiskusi dan suka membandingkan. Maksutnya membandingkan teknik atau cara, teknik mana yang lebih baik sehingga wawasannya pun menjadi luas. Jadi kebanyakan petani ini sukses karena pemahaman dan managemen teknisnya sudah di atas rata-rata petani yang lain.
  • Tipe Perintis, hampir sama dengan tipe pembelajar, bedanya tipe perintis ini terkadang menerapkan hal-hal yang belum pernah diterapkan oleh orang lain bahkan penyuluh sebelumnya. Informasinya pun dari banyak sumber seperti internet, buku, majalah atau dari petani di daerah lain. Sifatnya yang kreatif ini membuat levelnya jauh diatas kawan-kawannya. Apa yang orang tak berani lakukan dia lakukan. Biasanya saat gagal, dia akan menerima tertawaan dari rekan-rekan kelompoknya, namun jika yang terjadi sebaliknya maka dalam sekejap akan banyak sekali yang jadi pengikutnya, mengikuti cara-caranya.
  • Tipe Pengikut, tipe petani ini adalah kebalikan dari tipe pembelajar dan perintis. Kalo tipe perintis adalah petani yang suka memulai untuk menemukan hal baru, maka tipe pengikut lebih suka passive. Dia baru akan ikut menanam jika temannya sukses. Kalo tidak ada bukti, maka jangan harap dia akan mau ikut programnya.
  • Tipe Pendebat, kalo tipe pembelajar setiap mendapat informasi baru dia samikna waatokna, maka akan sebaliknya jika anda berhadapan dengan tipe pendebat. Tipe pendebat adalah tipe petani yang suka berkonfrontasi terutama soal teknis.
    Petani yang masuk kategori ini umumnya memang sudah berpengalaman, adakalanya dia sudah menemukan caranya sendiri jadi pantang baginya mengikuti cara orang lain. Apalagi lawan debatnya adalah seorang pemula (newbie).

    Dia akan sekuat cara menunjukan bahwa cara dia adalah yang tebaik, namun jika cara orang lain yang terbaik. Kebanyakan tipe yang seperti ini akan menerima dengan lapang dada.

No comments:

Post a Comment

Daftar halaman